Pingin PINTAR?? Makanya BELAJAR!!

Jumat, 06 November 2009

Leadership 3

PERSPECTIVE ON EFFECTIVE LEADERSHIP BEHAVIOUR


LEADERSHIP BEHAVIOR STUDIES

Berdasarkan hasil pengamatan Ohio State University di era 1950-an tentang contoh perilaku kepemimpinan baik pada penyelia militer dan sipil, ditemukan dua kategori kepemimpinan, yaitu:
1. Considerations:
Kategori perilaku pemimpin yang penuh perhatian terhadap kemanusiaan dan hubungan antar pribadi – cenderung mengutamakan kebutuhan dan perasaan bawahan.
2. Initiating Structure:
Kategori perilaku yang lebih mengutamakan penyelesaian tugas tugas dan sasaran – cenderung mengkritisi, menekankan pentingnya tengat waktu, standar kualitas, etos kerja, prosedural, dll.


SURVEY STUDY RESULTS
Survey dilakukan dengan menggunakan beberapa bentuk questionnaires seperti: The Leader Behaviour Description Questionnaire (LBDQ), Supervisory Behaviour Description (SBDQ), and The Leader Opinion Questionnaires (LOQ) untuk menemukan teori perbandingan efektivitas antara leadership tipe consideration dan Initiating structure, yaitu sbb:
1. Teori Fleishman and Harris, 1962
Pemimpin berkategori Consideration memiliki sedikit keluhan namun sedikit perputaran hasil (turnover). Bahwa bawahan lebih menyukai tipe pemimpin yang moderately consideration.
2. Teori Fisher and Edwards, 1988
Pada beberapa studi terdapat bahwa bawahan lebih puas dan berprestasi dengan pemimpin bertipe initiating structure, beberapa studi lainnya menyatakan tidak ada hubungan sama sekali antara kedua tipe terhadap turnover.


LEADERHIP BEHAVIOUR STUDIES

Berdasarkan hasil pengamatan University of Michigan di era 1950-an, yang lebih fokus kepada peng-identifikasi-an keterhubungan antar perilaku pemimpin, proses grup dan pengukuran prestasi grup, ditemukan tiga tipe perilaku yang membedakan antara menejer yang efektif dan yang tidak, yaitu sbb:
1. Task-oriented behaviour
2. Relation-oriented behaviour
3. Participative Leadership Behaviour
1. Task-oriented behaviour
Menejer yang efektif adalah yang lebih berkonsentrasi kepada orientasi tugas/penugasan seperti: perencanaan, penjadwalan, asitensi teknis, penydiaan peralatan, dlsb.
2. Relation-oriented behaviour
Menejer yang efektif adalah yang suportif dan sangat membantu kepada bawahannya dengan memperlihatkan rasa percaya dan kepercayaan diri, bersahabat, komunikatif, empati, dan keperdulian terhadap pengembangan karir bawahan, dlsb.
3. Participative Leadership Behaviour
Menejer efektif adalah yang lebih fokus kepada men-supervisi secara grup dari pada individual: memfasilitasi pembuatan keputusan secara kolektif dan partisipatif, pengembangan komunikasi, kooperatif, dlb.


PEER LEADERSHIP
Studi oleh Bowers and Seashore (1966)
Mengembangkan teori perilaku kepimpinan dengan mengusulkan bahwa kebanyakan dari fungsi kepemimpinan dapat dilakukan oleh figur lain disamping pemimpin sebuah kelompok kerja.
Studi oleh Taylor and Bowers and Seashore (1972)
Mengembangkannya menjadi dua teori perilaku pemimpin yang berorientasi pada tugas yaitu: penekanan kepada sasaran dan fasilitasi kerja, dan dua teori perilaku kepemimina yang berorientasi kepada suportifitas dan fasilitasi interaksi)
Studi oleh Bowers (1975)
Menemukan bahwa perilaku kepemimpinan oleh pemimpin dan anggota sangat tergantung dari kepuasan bawahan dan proses kelompok kerja. Namun, pola hasilnya bervariasi tergantung dari tipe industri dan tingkat otorisasi manajer.


LEADERSHIP BEHAVIOUR

Setiap kegiatan riset atau studi apa pun tentang kepemimpinan rata rata menemukan perilaku kepimpinan umum sebagai berikut.
1. Merencanakan, meng-koordinasikan, meng-organisasikan operasi usaha.
2. Menyelia bawahan (mengarahkan, memberi instruksi, memantau prestasi)
3. Menetapkan dan mempertahankan hubungan yang baik dengan bawahan
4. Menetapkan dan mempertahankan hubungan baik dengan atasan, kolega dan pihak eksternal organisasi
5. Memberikan perumpamaan akan tanggung jawab untuk menilai kebijakan organisasi, menimbukan kebutuhan tugas, dan membuat keputusan keputusan yang diperlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar