Pingin PINTAR?? Makanya BELAJAR!!

Rabu, 13 Januari 2010

Perekonomian Indonesia 8

Modernisasi Sektor Pertanian

Kondisi apakah yang sekarang sedang terjadi dalam pembangunan pertanian di Indonesia?

• Dalam perkembangannya dari waktu ke waktu, pembangunan pertanian di Indonesia , bahkan sejak pemerintahan Soekarno hingga, apalagi era Orde Baru, dan sekarang ini telah berorientasi ke arah modernisasi.
• Dari segala sesuatu yang dulunya bersifat tradisional sekarang telah berpaling menuju ke arah modern.
• Modernisasi pertanian di Indonesia ditandai dengan adanya revolusi hijau
• Revolusi hijau di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1960-an, dengan ciri teknologi kimiawi, bibit unggul, dan mesin baru.
• Tujuan utama revolusi hijau adalah peningkatan produksi pangan
• Peningkatan produksi telah dicapai dengan swasembada beras tahun 1984, dari sebagai negara pengimpor beras terbesar tahun 1970-an.
• Kondisi ekologi dalam rangka kelestarian lingkungan yang sustainable tidak terlalu diperhatikan sehingga tidak mengherankan bila muncul dampak sosial dan ekologisnya yang sangat merugikan, karena tidak terencanakan serta tidak terkontrol
• Pelaksanaan revolusi hijau dilakukan dengan cara apapun termasuk dengan paksaan agar para petani mau melakukannya. à masalah politis
• Model revolusi hijau jelas-jelas sudah gagal. Karena dampak yang ditimbulkan sangat merugikan masyarakat dengan mengubah pattern sistem sosialnya dan merusak keadaan lingkungan yang ada.
• Modernisasi pertanian di Indonesia pasca revolusi hijau masih berlanjut hingga sekarang, namun dengan content yang berbeda.
• Arah modernisasi sekarang berkiblat pada sistem agribisnis dan industrialisasi pertanian
• Penerapan konsep efisiensi, efektivitas, dan pandangan tentang
• komersialisasi produk
• Namun, terdapat beberapa fenomena yang ganjil dalam modernisasi pertanian di Indonesia sekarang.
• Di negara-negara yang sektor pertaniannya maju, lahan yang dibuka bagi petani semakin luas dengan jumlah petani yang semakin sedikit (dibantu dengan mesin dan alat pertanian yang canggih).
• Di Indonesia justru sebaliknya. Luas lahan yang diberikan kepada para petani semakin kecil dengan jumlah petani yang sangat banyak.
• Sistem tatanan sosial masyarakat terutama masyarakat pedesaan yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani juga sudah berubah.
• Kebersamaan pudar, individualisme tumbuh, hilangnya kelembagaan egaliter (kesederajatan) masyarakat desa, hubungan “patron-klien” digantikan oleh perhitungan untung rugi.
• Ritual-ritual bercocok tanam yang ada di beberapa daerah di Indonesia juga sudah mulai hilang.


Alasan diinginkannya Modernisasi pertanian subsisten

• Sektor pertanian merupakan satu-satunya sektor ekonomi yang mampu menyediakan lapangan kerja terbesar di dunia.
• Semakin banyak orang tergantung pada pangan dan serat-seratan yang dihasilkan pertanian dibandingkan dengan industri lainnya.
• Dan unsur manusia terbesar dalam pertanian akan ditemukan dalam pertanian subsisten dan semi-subsisten.
• Pertumbuhan sektor pertanian adalah penting, dan menghubungkan rekanan-rekanan di dalam keseluruhan proses pertumbuhan ekonomi, dan tidak dapat diabaikan tanpa terjadi kerusakan serius.
• Pangan bagi para pekerja sektor industri dan serat-serat (sebagai bahan baku) bagi produk-produk industri datangnya dari sektor pertanian.
• Pasar potensial terbesar bagi produk-produk industri menyandarkan bahan bakunya pada hasil-hasil pertanian, sepanjang mayoritas orang-orang dalam tahapan pertama pembangunan merupakan orang-orang pertanian.
• Peralatan industri dibutuhkan untuk industrialisasi yang terpaksa harus diimpor, bisa dibiayai dengan menggunakan ekspor pertanian.
• Peranan potensial dari pertanian adalah pada proses akumulasi kapital untuk pertumbuhan.
• Meskipun negaranya relatif miskin dalam pertanian, banyak ahli percaya bahwa sektor pertanian telah menjadi sumber utama investasi kapital yang memberikan sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi bangsa-bangsa yang sekarang telah maju.


Proses Modernisasi dan Pertumbuhan Ekonomi.

• Pembangunan pertanian subsisten adalah sinonim dengan modernisasi. Dan modernisasi tidak mungkin menghindari keterlibatan pengenalan faktor-faktor ekonomi yang semakin besar.
• Pertanian subsisten, di mana petani dan keluarganya bercocok tanam untuk bisa makan dan makan untuk bisa bertanam, melibatkan pilihan-pilihan ekonomis, bahkan meskipun tidak ada sedikitpun produk yang dijual dan tidak ada sedikitpun kebutuhan input dibeli.
• Para petani subsisten menghadapi sejumlah pilihan ekonomis tanpa adanya standar moneter umumnya, tetapi suatu harga implisit atau nilai atas beberapa jenis yang masih eksis yang memungkinkan mereka memilih di antara tanaman dan/atau campuran ternak, alokasi tenagakerja-waktu, dan penggunaan tenagakerja yang ditujukan untuk kombinasi-kombinasi perusahaan.
• Memasuki pasar juga berarti mengekspos petani individu kepada banyak impersonalitas, harsh (keras), subtil (licik) dan sewenang-wenang mempengaruhi kekuatan-kekuatan ekonomi yang mana seringkali di luar kendali petani individu.
• Semakin besar komersialisasi berarti suatu peningkatan kerapuhan terhadap kekuatan-kekuatan yang ada di luar kendali petani. Kekuatan-kekuatan ini bisa menguntungkan atau merugikan keberadaan petani.
• Harga atas apa yang diproduksinya bisa saja naik, dan begitu pula penghasilannya, dan hal tersebut bisa meningkatkan kemampuan membeli bahan-bahan kesehatan dan hidup yang lebih baik, dan meningkatkan standar hidupnya secara umum.
• Tetapi harga juga bisa jatuh sehingga meniadakan hal-hal bagus di atas.
• Petani subsisten murni masih dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomis. Sekali petani subsisten memasuki pasar, pengaruh-pengaruh ekonomis pada produksi, konsumsi, tabungan dsb. berakselerasi.
• Pemasaran beberapa produksi menciptakan tingkat ketergantungan semakin besar pada kekuatan-kekuatan dari luar dan suatu tekanan kesalingtergantungan antara bagian-bagian konsituen dari masyarakat.
Postmodernisasi sektor Pertanian
• Postmodernisasi adalah suatu jalan yang menentang seluruh kegiatan modernisasi yang melalui teknologi, industri, komunikasi, dan gaya hidup merusak keadaan alam dan merendahkan martabat manusia.
• Postmodernisasi semakin banyak menunjukkan kelemahan dari modernisasi.
• Postmodernisasi memberikan harapan untuk menghasilkan kreativitas, semangat intelektualisme, dan menghargai keberadaan dan martabat manusia.
• Postmodernisasi menggunakan bahasa, pendekatan, dan hubungan yang sangat intim (personal) dalam penyelesaian suatu masalah termasuk masalah pertanian.
• Postmodernisasi pertanian harus memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada pada era modernisasi pertanian termasuk revolusi hijau.
• Postmodernisasi cenderung anti pusat (lokalistik) dalam artian setiap permasalahan termasuk permasalahan pertanian dilakukan dengan cara yang berbeda-beda di masing-masing daerah, tidak seluruhnya di-homogen-kan seperti yang terdapat dalam program revolusi hijau sebelumnya.
• Postmodernisasi melakukan pendekatan relativistik dan pluralistik dengan sikap kerendahan hati untuk mendengarkan dan mengapresiasi suatu pendapat orang lain dan dalam kasus ini adalah pendapat para petani, tidak dalam program revolusi hijau yang juga menggunakan cara paksaan kepada para petani untuk melakukan program tersebut.
• Postmodernisasi mendorong peran kaum perempuan dalam kegiatan pertanian yang selama ini selalu berada di bewah bayang-bayang kaum pria.
• Postmodernisasi menghargai keberadaan bahasa, tradisi, dan budaya tradisional dan tidak memaksakan seluruh kepentingannya.
• Pembangunan pertanian di Indonesia seharusnya menggunakan konsep postmodernisasi daripada modernisasi.
• Postmodernisasi memang akan tampak seutuhnya setelah era modernisasi. Namun, jangan dilupakan bahwa postmodernisasi juga ikut tumbuh bersama dengan modernisasi. Dengan arti kata postmodernisasi suatu saat pasti akan muncul.

Pertanyaannya adalah kapan pastinya era ini muncul ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar